Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar curahan hati teman, melihat berita bonus new member yang menyedihkan, atau membaca kisah orang lain yang sedang berjuang. Tanpa disadari, semua itu bisa memengaruhi perasaan dan pikiran kita. Nah, kondisi inilah yang dikenal dengan vicarious trauma, yaitu tekanan emosional yang muncul setelah terlalu sering menyimak cerita atau pengalaman sulit orang lain. Meski tidak terjadi langsung pada diri kita, dampaknya tetap nyata pada mental dan keseharian.

Apa Itu Vicarious Trauma?

Vicarious trauma adalah kondisi ketika seseorang merasa kelelahan secara emosional slot gacor rtp tinggi karena sering mendengarkan cerita penuh tekanan dari orang lain. Ini bukan berarti seseorang lemah—justru kondisi ini sering dialami oleh mereka yang memiliki empati tinggi dan ingin membantu.

Misalnya, seseorang yang sering mendengar curhat teman tentang masalah beratnya bisa merasa ikutan terbebani. Bukan karena kisah itu dialami sendiri, tapi karena hati ikut tergerak dan pikiran ikut bekerja keras memahaminya.

Tanda-Tanda Vicarious Trauma yang Sering Terjadi

Walaupun tidak selalu terlihat jelas, beberapa tanda berikut bisa menjadi sinyal bahwa seseorang mulai mengalami vicarious trauma:

Mudah lelah secara emosional setelah mendengarkan cerita orang lain

Kesulitan fokus karena pikiran terasa penuh

Mudah cemas atau tegang dalam situasi serupa

Sulit memisahkan masalah orang lain dari diri sendiri

Merasa kewalahan meskipun tidak mengalami masalah tersebut secara langsung

Tanda-tanda ini bisa muncul perlahan. Karena itu, mengenalinya sejak awal sangat penting agar kondisi tidak semakin berat.

Kenapa Vicarious Trauma Bisa Terjadi?

Empati menjadi salah satu penyebab utama. Ketika kita peduli dan ingin membantu, kita cenderung menyerap emosi orang lain. Ini adalah hal baik, tetapi jika tidak diimbangi dengan batasan diri, kita bisa ikut merasa terbebani.

Faktor lain yang dapat memicu vicarious trauma antara lain:

Sering mendengar keluhan yang sama berulang-ulang

Kurangnya waktu istirahat emosional

Tidak punya tempat bercerita untuk melepaskan tekanan

Tekanan pribadi yang sedang dialami sehingga lebih sensitif terhadap emosi orang lain

Cara Melindungi Diri dari Vicarious Trauma

Kabar baiknya, vicarious trauma bisa dicegah dan dikelola. Kuncinya bukan menjauh dari orang yang membutuhkan, tetapi menemukan keseimbangan antara peduli dan menjaga diri.

1. Tetapkan Batasan yang Sehat

Tidak semua cerita harus kamu tanggung sendiri. Kamu boleh, dan wajar, mengatakan bahwa kamu butuh waktu istirahat atau tidak bisa mendengarkan curhat dulu.

2. Berikan Ruang untuk Diri Sendiri

Luangkan waktu untuk melakukan hal yang membuat kamu tenang, seperti mendengarkan musik, olahraga ringan, menggambar, atau sekadar istirahat.

3. Ceritakan Perasaanmu ke Orang yang Kamu Percayai

Berbagi cerita dengan orang lain bisa membantu melegakan pikiran. Kamu tidak perlu memendam semuanya sendirian.

4. Fokus pada Aktivitas Positif

Kegiatan menyenangkan dapat membantu menyeimbangkan emosi, misalnya jalan sore, journaling, atau hobi apa pun yang bikin kamu rileks.

Kesimpulan

Vicarious trauma adalah kondisi yang sering tidak disadari, tetapi dapat berdampak pada keseharian. Peduli pada orang lain itu mulia, namun menjaga kesehatan emosional diri sendiri juga sama pentingnya. Dengan memahami batasan dan memberi ruang untuk diri sendiri, kamu bisa tetap menjadi pendengar yang baik tanpa mengorbankan ketenangan batinmu.